MENDESAIN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PENGIKAT SOLIDARITAS PERBEDAAN AGAMA DI SMP NEGERI 4 DOLOKSANGGUL
Sari
Indonesia merupakan masyarakat majemuk di dunia. Secara topografis berupa Negara kepulauan yang terdiri dari sejumlah pulau besar dan ribuan pulau kecil, tetapi lebih dari itu berupa komunitas-komunitas manusia dengan ratusan kearifan lokal dalam berbagai etnis yang ada. Keberagaman etnis yang multikultural dan pluralistik yang menampung berbagai perbedaan agama, budaya, etnis,dan ideologi. Perbedaan agama menjadi tantangan dalam menjaga persatuan antar masyarakat sehingga tidak terjadi perpecahan dimasyarakat. Agar persatuan tetap terjaga maka dibutuhkan solidaritas yang kuat didalam kehidupan masyarakat yang berbeda agama. Menurut Durkheim (Scott, 2010: 268) Solidaritas menjadi bagian yang penting dalam hubungan antara individu dengan masyarakat. Adanya perbedaan agama dapat disatukan dengan mendesain kearifan lokal, di Kabupaten Humbang Hasundutan perbedaan agama dapat disatukan melalui kearifan lokal yang ada seperti adanya marga dan tarombo (silsilah), Partuturan (hubungan dan panggilan), Dalihan natolu ( Marhulahula, mardongan tubu, Marboru), dan bahasa batak.
Kata Kunci: Kearifan lokal, Perbedaan Agama, Solidaritas.
Abstract
Indonesia is a plural society in the world. Topographically, it is an archipelagic country consisting of a number of large islands and thousands of small islands, but more than that it is in the form of human communities with hundreds of local wisdoms in various ethnic groups. Multicultural and pluralistic ethnic diversity that accommodates various differences in religion, culture, ethnicity and ideology. Religious differences are a challenge in maintaining unity between communities so that divisions do not occur in society. In order to maintain unity, strong solidarity is needed in the life of people of different religions. According to Durkheim (Scott, 2010: 268) Solidarity is an important part of the relationship between individuals and society. The existence of religious differences can be united by designing local wisdom, in Humbang Hasundutan Regency religious differences can be united through existing local wisdom such as the existence of clans and tarombo (genealogy), Partuturan (relationships and calling), Dalihan natolu (Marhulahula, mardongan tubu, Marboru), and Batak language.
Keywords: Local wisdom, Religious Differences, Solidarity.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Arif, Arifuddin M (2008). Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim Dalam Sosiologi Pendidikan. Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial volume 1 no 2.
Arifinsyah, M.Ag, Dr. H. (2018). Ilmu Perbandingan Agama Dari Regulasi Ke Toleransi. Medan: Perdana Publishing
Hawi, Akmal. (2014). Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada
Keraf, A.S. (2002). Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Koentjaraningrat. (2004). Kebudayaan, Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Nasruddin. (2011). Kearifan Lokal Di Tengah Modernisasi. Jakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia.
Ritzer, George Dan Douglas Goodman. J. (2011). Teori Sosiologi Klasik Suatu Pengantar. Bantul: Kreasi Wacana.
Scott, John. (2011). Sosiologi The Keys Cocepts. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sibarani, Robert. (2012). Kearifan Lokal : Hakikat, Peran, Dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan.
Suhartini. (2009). Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan Mipa, Fakultas Mipa, Universitas Negeri Yogyakarta.
Tr, Burhanuddin. (2016). Islam Agamaku. Subang: Royyan Press.
Upe, Ambo. (2010). Tradisis Aliran Dalam Sosiologi Dari Filosofi Positivistik Ke Post Positifistik. Jakarta: Rajawali Pers.
DOI: http://dx.doi.org/10.36764/jc.v7i2.1086
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.license.cc.by4.footer##